A. PENGERTIAN MONERA
Kata Monera
berasal dari bahasa Yunani yaitu “moneres”
yang artinya tunggal. Sesuai dengan arti katanya, Monera adalah makhluk hidup
yang memiliki satu sel (uniseluler). Monera bersifat prokariotik, artinya
monera tidak memiliki membran inti (lebih tepatnya membran inti tersebut belum
terbentuk secara sempurna). Terdapat dua makhluk hidup yang merupakan anggota
kingdom monera, yaitu Bakteri (Schizophyceae)
dan alga biru (Cyanophyceae). Sistem
klasifikasi yang memakai monera sebagai anggotanya adalah klasifikasi 4 dan 5
kingdom, namun sekarang sudah tidak digunakan lagi karena setelah diteliti,
alga biru lebih tepat dianggap sebagai bakteri yang disebut cyanobacteria.
Artikel Penunjang : Klasifikasi Makhluk Hidup
Monera merupakan
makhluk hidup uniseluler (hanya memiliki satu sel) dan prokariotik (Inti sel
tidak memiliki membran). Namun demikian, monera tetaplah merupakan makhluk
hidup sempurna. Monera dapat melakukan metabolisme, melakukan pembuangan zat
sisa, mengolah nutrisi, tumbuh, berkembang, dan bereproduksi.
C. CIRI MONERA
- Organisme primitif bersel tunggal (Uniseluler)
- Organisme mikroskopis yang hanya bisa dilihat dengan bantuan alat seperti mikroskop.
- Dapat ditemukan di habitat manapun, bahkan dalam lingkungan yang ekstrim.
- Reproduksi Aseksual dengan cara pembelahan biner, sedangkan reproduksi seksual secara konjugasi (penempelan dua organisme yangs saling bertukar inti).
- Terbagi menjadi dua kelompok, Archaebacteria dan Eubacteria.
D. KLASIFIKASI MONERA
Monera dibagi
menjadi 2 kelompok besar, yaitu archaebacteria dan eubacteria. Sebelumnya
monera dikelompokkan menjadi dua kelompok lain, yaitu bakteri dan alga biru.
Namun seiring perkembangan ilmu pengetahuan diketahui bahwa alga biru juga
dapat dikelompokkan kedalam bakteri sehingga dinamakan cyanobacteria. Karena
itu sistem klasifikasi kingdom monera yang baru dibagi menjadi :
1. Archaebacteria
Kata
archaebacteria berasal dari kata archae =
kuno. Archaebacteria merupakan kelompok monera yang biasanya hidup di
lingkungan ekstrim. Bakteri ini umumnya berukuran 0,1 – 15 mikrometer.
Archaebacteria dapat bersifat kemolitotrof (menguraikan senyawa kimia) atau
organotrof (menguraikan senyawa organik) untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.
Berdasarkan
tempat hidupnya, Archaebacteri dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
a. Metanogen
Metanogen
merupakan kelompok archaebacteria yang dapat menghasilkan metana (CH4) dari gas
hidrogen (H) dan Karbondioksida (CO2) atau asam asetat. Metanogen merupakan
jenis bakteri anaerob yang artinya tidak dapat hidup pada daerah penuh oksigen.
Biasanya hidup dengan baik sebagai pengurai pada lumpur dan rawa-rawa, pada
habitat ini oksigen telah dihabiskan oleh mikroorganisme lainnya. Kelompok
metanogen juga dapat hidup di dalam tubuh hewan, dan kebanyakan di sistem
pencernaannya. Contoh spesies ini adalah methanobacterium.
b. Halofil Ekstrim
Merupkan
kelompok archaebacteria yang hidup pada tempat dengan kadar garam cukup tinggi.
Kata halofil berasal dari dua kata, yaitu “halo”
yang berarti garam, dan “philos” yang
artinya pecinta. Jadi secara bahasa halofil berarti “pecinta garam”. Biasnya halofil terdapat pada danau air asin atau
laut mati. Beberapa jenis halofil hanya dapat hidup pada habitat yang tingkat
garamnya 10 kali lipat dari tingkat garam lautan. Contoh Halofil ekstrim adalah
halobacterium sp.
c. Termofil ekstrim
“Termofil”
disusun oleh dua kata, yaitu “Termo” yang artinya suhu, dan “philos” yang
berarti pecinta. Maka sesuai namanya termofil ekstrem merupakan kelompok
archaebacteria yang hidup pada daerah dengan suhu tinggi. Bakteri ini hidup
dengan cara mengoksidasi sulfur dan kondisi optimal untuk hidupnya adalah 60 –
80 derajat celcius.
Informasi
tentang Archaebacteria masih terbatas, karena kelompok ini merupakan kelompok
baru dalam sistem klasifikasi makhluk hidup. Mungkin seiring berjalannya waktu,
pengetahuan tetang makhluk ini akan terus bertambah.
2. Eubacteria
Eubacteria
merupakan kelompok monera yang secara umum biasanya disebut sebagai bakteri.
Kata “Eu” pada “Eubacteria” berarti sejati. Sebenarnya disamakannya istilah
bakteri dengan eubacteria mengacu pada fakta bahwa organisme ini merupakan
kelompok yang paling sering ditemukan dimana-dimana. Namun beberapa ilmuan
membedakan keduanya, atau lebih memilih salah satu istilah dibandingkan yang
satunya.
Eubacteria
sendiri dapat ditemukan hampir di semua tempat, di udara, air, dan bahkan di
tubuh makhluk hidup. Berbeda dengan makhluk hidup lain, tubuh eubacteria
tersusun oleh tiga bagian utama, yaitu Membran Sel, Sitoplasma, Organel sel,
dan tidak memiliki Inti Sel. Kebanyakan bakteri memang tidak memiliki klorofil,
tetapi beberapa diantaranya memiliki struktur dengan yang memiliki fungsi
serupa dengan klorofil sehingga mereka dapat menghasilkan makanan sendiri.
Eubacteria
sering dibagi lagi menjadi 5 kelompok sebagai berikut :
a. Proteobacteria
“proteobacteria”
berasal dari bahasa Yunani yaitu “proteus” yang merupakan Dewa Yunani Kuno yang
dapat berganti rupa. Nama ini diberikan karena bentuk dari anggota
proteobacteria yang bervariasi. Proteobacteria dibagi lagi menjadi 3 kelompok,
yaitu :
- Bakteri Ungu, sesuai dengan namanya bakteri ini adalah bakteri yang biasanya bewarna ungu, merah, cokelat, atau oranye. Bakteri ungu merupakan organisme fotoautotrof yang menghasilkan makanan melalui proses fotosintesis. Hal ini dapat dilakukan karena Bakteri Ungu memiliki berioklorofil dan karotenoid yang sekaligus memberikan warna pada tubuhnya.
- Proteobacteria Kemoautotrof, merupakan kelompok proteobacteria yang dapat menghasilkan makanan sendiri melalui pemanfaatan energi dari reaksi kimia.
- Proteobacteria Kemoeterotrof, sesuai dengan julukannya, merupakan bakteri yang tidak mampu menghasilkan makanan sendiri sehingga mereka memenuhi nutrisi dengan mencari karbon dan energi dari senyawa organik.
b. Chlamydias
Chlamydias
merupakan kelompok eubacteria yang memiliki ukuran paling kecil dengan bentuk
tubuh tidak beraturan. Clamydias hanya dapat hidup sebagai parasit di dalam
tubuh makhluk hidup lainnya. Contohnya adalah Chlamydia trachomatis (hanya menyerang manusia), Chlamydia Suis (hanya menyerang babi), Chlamydia muridarum (hanya menyerang
tikus dan hamster). Pada manusia bakteri Chlamydia trachomatis merupakan agen
penyebab munculnya penyakit menular seksual yang merusak alat reproduksi dan
dapat merusak organ mata.
c. Cyanobacateria
“Cyanobacteria”
berasal dari kata “kyanos” dalam bahasa Yunani yang artinya biru. Sesuai dengan
penamaan tersebut, cyanobacteria memiliki warna hijau kebiruan sehingga sering
disebut bakteri (biru-hijau / hijau-biru). Nama lain dari Cyanobacteria adalah
Cyanophyta. Kelompok ini dapat ditemukan hidup secara soliter (sendiri) ataupun
berkoloni. Bentuk tubuhnya ada yang bulat, adapula yang berbentuk seperti
benang. Pada prinsipnya, Cyanobacteri merupakan bakteri yang memiliki pigmen
klorofil seperti tumbuhan sehingga dapat melakukan fotosintesis dan berperan
penting dalam menyumbangkan oksigen pada atmosfer. Cyanobacteria dapat
ditemukan hidup di tanah, air, dan bebatuan dengan pH netral atau sedikit basa.
Warna dominan biru tubuh kelompok bakteri ini disebabkan oleh pigmen biru yang
disebut fikosianin.
d. Spirochetes
Spirochetes
merupakan bakteri gram-negatif yang berbentuk spiral. Spirochetes dapat
ditemukan hidup bebas di air, tanah, ataupun hidup secara parasit dalam tubuh
inangnya. Spirochetes biasanya bersifat kemoheterotrof (tidak mampu menghasilkan
makanan sendiri sehingga mereka memenuhi nutrisi dengan mencari karbon dan
energi dari senyawa organik). Contohnya adalah Treponema pallidum yang merupakan bakteri penyebab penyakit
sifilis.
e. Bakteri Gram Positif
Bakteri gram
positif merupakan bakteri yang memiliki dinding sel tebal dan homogen sehingga
pada pemeriksaan pewarnaan gram dengan zat violet akan memberikan warna biru
atau ungu. Beberapa anggot Kelompok bakteri gram positif pada eubacteria bersifat
fotoautotrof, beberapa lainnya bersifat kemoautotrof. Ketika zat makanan
sedikit ataupun kondisi lingkungan kurang menguntungkan, maka bakteri gram
positif akan membentuk endospora yang tahan terhadap kondisi ekstrim dan
membutuhkan lebih sedikit nutrisi. Apabila keadaan mulai membaik, maka
endospora akan bereproduksi dengan membelah diri dan akan menghasilkan
keturunan dengan sifat yang sama seperti induknya.
0 Komentar