Lempeng Bumi : Pengertian dan Teori Pembentukannya
A. PENGERTIAN LEMPENG BUMI
Lempeng
bumi merupakan bagian dari litosfer sebagai lapisan terluar dari permukaan bumi
yang memiliki struktur padat dan keras karena terdiri atas berbagai batuan dan
tanah. Lempeng-lempeng ini terletak diatas lapisan mantel bumi yang massa
zatnya berupa lava sehingga strukturnya lebih cair dan kental. Lempeng bumi
terpecah menjadi beberapa pecahan dan selau bergerak ke arah tertentu akibat
adanya konveksi fluida (pergerakan
molekul-molekul dari massa cairan atau gas) dari dalam lapisan mantel bumi.
Dari
pembahasan sebelumnya pada artikel “ Lapisan Permukaan Bumi” kita mengetahui
bahwa bumi terdiri atas beberapa lapisan yaitu lapisan litosfer atau kulit bumi
sebagai lapisan terluar, kemudian lapisan astenosfer dan mesosfer yang terletak
dibawahnya sebagai mantel bumi, dan lapisan barisfer sebagai inti bumi. Semua
lapisan ini memiliki struktur dan sifat yang berbeda-beda. Litosfer sebagai
lapisan terluar dari bumi merupakan lapisan padat dan keras yang terdiri dari
berbagai jenis batuan sehingga terlihat seperti kerak yang mengelilingi bumi.
Lapisan kerak bumi ini terdiri atas dua jenis lempeng, yaitu lempeng benua dan
lempeng samudra yang memiliki kedalaman yang berbeda. Lempeng benua merupakan
bagian kerak bumi atau lempeng yang menopang daratan dan memiliki ketebalan
20-70 km, sementara lempeng samudra merupakan bagian lempeng yang tertutupi
samudra dan memiliki ketebalan yang lebih tipis sekitar 5-10 km. Lapisan kerak
bumi ini terletak diatas lapisan mantel bumi (astenosfer dan mesosfer ) yang
tersusun atas massa zat cair kental dan berpijar serta selalu bergerak dengan
sangat lambat. Karena hal inilah, lempeng-lempeng bumi yang padat dan keras
pada lapisan litosfer terlihat seolah mengambang diatas lapisan mantel bumi.
B. TEORI PEMBENTUKAN LEMPENG
BUMI
Permukaan
bumi yang dari masa ke masa terus mengalami perubahan
1. Teori Kontraksi dan Pemuaian
(Contraction and Expasion Theory)
Teori
ini pada awalnya dicetuskan oleh Descrates (1596-1650) dan kemudian di dukung
oleh James Dana (1847) dan Elie de Baumant (1852). Descrates menyebutkan bahwa
bumi terus mengalami penyusutan dari masa ke masa karena adanya proses
pendinginan. Akibat dari proses penyusutan ini permukaan bumi mengkerut dan
terbentuklah relief berupa gunung, lembah dan dataran. Analogi teori ini di
adopsi dari kulit buah apel yang mengering. Dari teori ini dapat dijelaskan
mengenai proses terbentuknya lipatan pada permukaan bumi, namun teori belum
dapat menjelaskan proses terbentuknya daerah-daerah tekanan.
2. Teori Dua Benua (Laurasia-Gondwana
Theory)
Teori
yang dikemukakan oleh Edward Zuess pada tahun 1884 ini menyebutkan bahwa bumi
ini pada awalnya terdiri atas dua benua yang sangat besar yaitu Laurasia di
bagian kutub utara dan Gondwana pada bagian kutub selatan. Kedua benua ini
terus mengalami pergerakan ke arah ekuator bumi hingga pada akhirnya terpecah
menjadi beberapa benua yang lebih kecil. Disebutkan Laurasia terpecah menjadi
benua Asia, Eropa dan Amerika Utara, sedangkan Gondwana terpecah menjadi benua
Afrika, Australia dan Amerika Selatan.
3. Teori Pengapungan Benua
(Continental Drift Theory)
Pada
tahun 1912, Alfred Wegner mencetuskan teori pengapungan benua ini. Ia
menyebutkan bahwa pada awalnya hanya terdapat satu benua yang sangat besar
dimuka bumi yang disebut Pangea. Kemudian Pangea ini terpecah dan terus
mengalami perubahan melalui pergerakan dasar laut. Gerakan sentripugal dari rotasi
bumi menyebabkan pecahan-pecahan pangea tersebut bergerak ke arah barat menuju
ekuator. Teori ini didukung dengan bukti-bukti bahwa terdapatnya kesamaan garis
pantai, batuan dan fosil antara Afrika bagian barat dengan Amerika Selatan
bagian timur.
4. Teori Konveksi (Convection
Theory)
Teori
konveksi ini pertama kali dicetuskan oleh Arthur Holmes sekitar tahun !927 dan
kemudian dikembangkan oleh Harry H. Hess dan Robert Diesz. Teori ini
menyebutkan bahwa terdapat arus konveksi dari dalam mantel bumi yang terdiri
dari massa berupa lava. Ketika arus konveksi ini membawa lava sampai ke
permukaan bumi di bagian punggung tengah samudra (mid oceanic ridge), akan
menyebabkan lava tersebut membeku dan membentuk lapisan kulit bumi yang baru
sehingga menggeser dan menggantikan kulit bumi yang lama. Teori ini didukung
dengan adanya bukti bahwa terdapatnya bagian mid oceanic ridge itu sendiri,
seperti mid Atlantic Ridge dan Pasific Atlantic Ridge. Selain itu berdasarkan
sebuah penelitian mengenai umur laut juga dibuktikan bahwa semakin jauh dari
punggung tengah samudra, umur batuan-batuannya semakin tua.
5. Teori Lempeng Tektonik
(Tectonic Plate Theory)
Teori
yang dikemukakan oleh Tozo Wilson sekitar tahun 1965 ini menyebutkan bahwa
kulit bumi terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang berada di atas lapisan
astenosfer, dan lempeng-lempeng pembentuk kulit bumi ini selalu bergerak karena
adanya pengaruh arus konveksi dari lapisan astenosfer. Pergerakan lempeng
tektonik ini dapat dibedakan menjadi tigajenis berdasarkan arahnya, yaitu (1) Konvergensi yaitu berupa gerakan saling
bertubrukan antar lempeng tektonik, baik lempeng benua maupun lempeng samudra.
Beberapa pegunungan seperti Himalaya muda, Alpen, Rocky dan Andes disebut
merupakan relief yang terbentuk akibat proses kenvergensi ini.; (2) Divergensi,
yaitu gerakan saling menjauh antar lempeng tektonik; (3) Sesar Mendatar
(Transform), yaitu gerakan berlawanan arah yang menyebabkan terjadinya pergesekan
antar lempeng tektonik. Sesar San Andreas yang terbentang sepanjang 1.200 km
merupakan salah satu relief yang terbnetuk akibat adanya proses transform ini.
Sampai
saat ini diperkirakan terdapat 7 lempeng utama di muka bumi yaitu Pasifik,
Amerika Utara, Amerika Selatan, Afrika, Eurasia, Australia dan Antartika. Namun
banyak lempeng-lempeng yang lebih kecil lainnya. Indonesia sendiri terletak di
daerah pertemuan lempeng Australia dan Eurasia, Pasifik dan Philipine.
Akibatnya, banyak pergerakan lempeng tektonik tersebut yang dampaknyadapat kita
rasakan sebagai penduduk Indonesia seperti banyaknya terbentuk gunung-gunung
berapi, sering terjadinya gempa bumi dan bahkan tsunami pada tahun 2004 akibat
pergerakan lempeng-lempeng tersebut.
Terima kasih. Tulisannya sangqt gqmblang dan menambah wawasan saya
ReplyDeleteSama Sama
DeleteSemoga ilmunya terus bermanfaat :)
terimakasih banyak tulisannya, mau saran aja gan, kasih sumber sama tanggal posting.. biar kami bisa jadi rujukan di daftar pustaka kalau bikin tulisan..
ReplyDelete